NEO-CAWANG
Pada akhir bulan Oktober tahun 2008, secara tidak sengaja saya menjadi lebih mengenal sosok Bapak Rachmat Gobel dari dekat. Saat itu saya terpilih sebagai perwakilan pemenang penghargaan Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) terbaik dari PT. Sarana Jabar Ventura di Bandung. Pertemuan kami pada waktu itu terjadi atas prakarsa Ibu Yani Panigoro selaku founder dari Sarana Jabar Ventura mewakili Medco Energy dan Bahana Ventura selaku host. Di acara itu saya menjadi salah satu nominator untuk penerima penghargaan Bahana Ventura Award bersama 10 orang pengusaha nasional lainnya yang telah lolos seleksi dari Lembaga Modal Ventura di seluruh Indonesia. Kami dianggap berhasil mengembangkan bisnis dengan konsep Modal Ventura di Indonesia, dimana pada saat itu Bapak Rachmat Gobel bertindak sebagai salah satu dewan juri paling akomodatif dan kritis yang melakukan proses seleksi atas kemampuan inovasi dan kewirausahaan kami. Sejak momen itulah saya mulai mengenal sosok Pak Rachmat dengan lebih dekat serta sering bertukar pikiran dan pengalaman bahkan sesekali kami melakukan traveling ke berbagai tempat bersejarah dan penting di dalam dan luar negeri untuk sekedar melihat kasus praktek industri modern berbasis budaya di negara yang sudah maju. Perangainya yang ramah, sikapnya yang kooperatif, dan selalu menghargai pendapat orang lain, membuat saya merasa jadi lebih nyaman ketika melakukan komunikasi termasuk dalam mengeksplorasi gagasan-gagasan baru tanpa ada perasaan canggung. Dalam berbagai kesempatan di sela-sela kesibukan beliau sebagai pengusaha besar dan juga sebagai tokoh penting nasional, sejumlah gagasan penting telah di sampaikan Bapak Rachmat Gobel kepada saya untuk diimplementasikan menjadi sebuah karya nyata dalam bentuk produk-produk baru yang memiliki nilai ekonomi dan nilai budaya. Sejumlah gagasan dan visi yang telah beliau sampaikan kepada saya semuanya sangat aktual, inovatif dan logis serta dapat diwujudkan. Ciri pemikirannya yang khas yaitu selalu berimplikasi pada aspek-aspek pemberdayaan dan pembangunan bangsa Indonesia seutuhnya yaitu dalam mendukung pengembangan produk-produk kreatif berbasis budaya seperti yang telah saya rasakan manfaatnya saat beliau mendampingi saya dalam proses mewujudkan gagasan penting yaitu melahirkan kembali Radio Cawang sebagai warisan yang bersejarah yang kini tampil aktual dengan bentuk dan craftmanship yang merepresentasikan kemampuan jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa yang kreatif dan berbudaya.
Dalam proses penciptaan desain baru radio transistor yang kini dijual dengan merk Panasonic masih menggunakan teknologi yang sudah berusia 59 tahun dari sejak diciptakan oleh perintisnya Bapak H. Thayeb Mohammad Gobel, adalah merupakan generasi akhir dari radio merk National yang sebelumnya bernama Cawang. Sejujurnya saya merasakan tidak mudah ketika saya ditantang oleh Pak Rachmat Gobel untuk membuat radio versi baru, radio berbasis transistor yang sama sekali baru yang belum pernah ada sebelumnya namun harus bisa diproduksi massal. Banyak merk dan perusahaan radio ternama di dunia yang saat ini sangat eksis diantaranya seperti Roberts Radio dari Inggris yang didirikan oleh Harry Roberts pada tahun 1932, perjalanan usia perusahaan yang sudah cukup tua hingga menjadi produsen pesawat radio yang diperhitungkan di kawasan Eropa; Tivoli Radio dan Audio dari Boston Massachusetts yang didirikan oleh Tom Devesto dengan karakter tampilan kayu serta dial scale presisi tinggi, ada juga Lexon yang didirikan oleh Rene Adda pada tahun 1991 yang berkantor pusat di Prancis namun basis produksinya di China, karyanya sangat inovatif dengan bisnis yang sangat progresif. Beberapa seri radio Lexon diciptakan dengan gaya desain natural menggunakan material dari bambu dengan penggunaan energi mekanik paling ramah lingkungan. Semangat nasonalisme yang kuat yang dimiliki oleh Bapak Rachmat Gobel selama mendampingi saya dalam melakukan proses aktualisasi kembali radio Cawang dan sejumlah produk kreatif lainnya di luar radio, membuat saya sangat terkesan, sehingga saya dapat merasakan semangat besar dari pendahulu beliau yaitu Bapak H. Thayeb Mohammad Gobel saat-saat merintis kelahiran pesawat radio Cawang di awal tahun limapuluhan. Semangat inilah yang merupakan cikal bakal dari rintisan berdirinya Panasonic di Indonesia saat ini serta sumbangan tak ternilai beliau terhadap jalinan hubungan baik Indonesia - Jepang yang terpelihara dengan baik hingga saat ini. |
|